Pada jam istirahat ke 2, aku mempertemukan mereka, sekaligus ingin konfirmasi dari Hafidz, kenapa memutuskan hubungannya dengan Rara.
"Hafidz, Rara.. maaf sebelumnya karena gue gak memberitahukan kalian, kalau gue mempertemukan kalian di sini"
"Udah deh, Ay. Gak usah pake basa-basi. Lu bilang aja apa maksud lu"
Aya menarik nafas panjang
"Gue yang menyomblangkan kalian, jadi gue juga ikut bertanggung jawab atas hubungan kalian, sekarang gue nanya ke loe, Fidz. Kenapa loe mutusin Rara?!, jawab sejujur-jujurnya ya.."
Hafidz pun menjawab
"Maaf, bukannya gue gak suka sama Rara, gue suka, karena Rara orang yang menyenangkan, smart, cantik. Tapi......"
"Tapi apa fidz?!" tanya Rara
"Karena gue suka sama Aya, sejak pertama kali masuk sekolah ini, dan gue baru berani bilang sekarang, karena sepertinya Aya hanya menganggap gue sebagai sahabat. Maaf ya, Ra.."
"Huft, baiklah kalau memang seperti itu" jawab Rara sambil tersenyum
Aku hanya bisa bengong mendengar pengakuan dari Hafidz, terkejut, senang karena dia juga menyukaiku, sedih karena kandasnya hubungannya dengan Rara yang juga sahabatku, campur aduk jadi satu.
No comments :
Post a Comment