July 02, 2013

BUDAYA ORGANISASI

BUDAYA ORGANISASI

1. Pengertian dan fungsi budaya organisasi

Pengertian:
Budaya organisasi (Luthans, 2007) adalah nilai dan norma bersama yang menuntun perilaku para anggota organisasi.

Budaya organisasi (Glinow & McShane, 2007) terdiri atas nilai dan asumsi bersama dalam organisasi.

Menurut Piti Sithi Amnuai (Seorang CEO Bangkok Bank), secara umum budaya organisasi dapat diartikan sebagai “A set of basic assumption and belief that are shared by members of an organization, being developed as they learn to cope with problems of external adaption and internal integration”.

Dan seorang CEO Starbucks, Howard Schult, mengatakan bahwa budaya organisasi adalah “Kebiasaan kerja yang seluruh manajemen dan karyawan suatu perusahaan yang telah diterima sebagai standar perilaku kerja, serta membuat mereka terikat secara emosional.

(Schein, 1992) menguraikan bahwa budaya organisasi dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan. Tingkat pertama, tingkah laku dan artifak, merupakan perwujudan yang dapat diamati. Tingkat kedua, nilai-nilai, tidak dapat dilihat tetapi terungkap melalui pola perilaku tertentu. Tingkat ketiga, merupakan tingkatan yang dalam yang mendasari nilai-nilai, yaitu keyakinan (beliefs), yang terdiri dari berbagai asumsi dasar.

Fungsi:
Budaya organisasi dapat berfungsi sebagai:
1. identitas, yang merupakan ciri atau karakter organisasi;
2. pengikat/pemersatu (social cohesion), seperti orang berbahasa sunda bergaul dengan orang sunda, atau orang yang hobi olahraga yang sama;
3. sumber (sources), misalnya inspirasi;
4. sumber penggerak dan pola perilaku;

Fungsi budaya organisasi. Pertama, budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya organisasi menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain. Kedua, budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi. Ketiga, budaya organisasi mempermudah timbulnya pertumbuhan komitmen pada sesuat yang lebih luas daripada kepentingan diri individual. Keempat, budaya organisasi itu meningkatkan kemantapan sistem sosial (Robbins, 2001).

Budaya organisasi mempunyai empat fungsi dasar (Nelson dan Quick, 1997), yaitu: (a) perasaa identitas dan menambah komitmen organisasi, (b) alat pengorganisasian anggota, (c) menguatkan nilai-nilai dalam organisasi, dan (d) mekanisme kontrol atas perilaku.
Dengan demikian, fungsi budaya organisasi adalah sebagai perekat dalam mempersatukan anggota dalam mencapai tujuan organisasi berupa ketentuan-ketentuan atau nilai-nilai yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan. Hal tersebut dapat berfungsi pula sebagai kontrol perilaku para karyawan.

Budaya organisasi memiliki beberapa fungsi, pertama berperan sebagai pembatas yang membedakan antara suatu organisasi yang lain. Kedua, memberi bentuk identitas bagi para anggota organisasi. Ketiga, mempermudah untuk membangkitkan komitmen pada sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan individual. Keempat, meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya merupakan perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan menyediakan standar tentnag apa yang harus dikatakan dan dilakukan karyawan. Kelima, budaya memberi alasan dan mekanisme kontrol yang mengarahkan dan membentuk sikap dan perilaku karyawan.

2. Tipologi budaya organisasi
Cara lain untuk menggambarkan perbedaan antarnegara (atau sistem sosial lain) adalah melalui tipologi sebagai ganti dimensi. Sebuah tipologi menggambarkan sejumlah tipe ideal, yang masing-masing mudah dibayangkan. Membagi negara menjadi pertama, Kedua, dan Ketiga merupakan contoh tipologi.

Dalam praktik, tipologi dan model dimensional dapat dianggap sebagai pelengkap. Model dimensional lebih disukai untuk penelitian tapi tipologi lebih disukai tujuan pengajaran. Bacaan ini akan menggunakan sejenis tipologi untuk menjelaskan kelima dimensi.

Daftar Pustaka
Wulandari, Antonina Panca Y. Relasi dengan dunia. Jakarta: Gramedia: 2005.
Chatab, Nevizond. Diagnostic Management. Jakarta: Serambi ilmu semesta: 2007.
Moeljono,Dr. Djokosantoso. Cultured! Budaya organisasi dalam tantangan. Jakarta: Gramedia: 2005.
Drs. Nurkolis, M.M. Manajemen berbasis sekolah. Jakarta:Grasindo: 2002.
Davis, Keith dan John W. Newstro. Perilaku dalam organisasi: jilid 1. jakarta: erlangga: 2003.
Kartakusumah,Berliana. Pemimpin adiluhung genealogi kepemimpinan kontemporer. Jakarta:Mizan:2006.
Dr. Abdul djamil. Perlawanan kiai desa. Jogjakarta: LkiS: 2001.